TUBABA(RN)–Aneh bin Ajaib, itulah kata – kata yang dapat disematkan terhadap adanya Pungutan Liar (Pungli) Program Pembuatan Sertifikat melalui Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) di Tiyuh Persiapan Sido Agung, Kecamatan Way Kenanga, Tulangbawang Barat (Tubaba).
Pasalnya antara Sekertaris Tiyuh (Carek) dengan Pokmas saling tuding terkait uang masyarakat yang hingga saat ini belum dikembalikan. Padahal, pembuatan sertifikat sudah selesai sejak tahun 2021 lalu. Anehnya, kedua belah pihak malah saling lempar tanggung jawab terkait persoalan tersebut.
Meskipun secara tidak langsung Carek/Sekdes Ketut Parse mengakui bahwa uang sertifikat yang tidak jadi akan segera dipulangkan. Akan tetapi dirinya masih berkelit bahwa dana itu juga masih ada di pokmas sebagai bendahara saat itu.
“Saya sudah ngomong dengan warga yang sertifikatnya tidak jadi agar bersabar. Kata masyarakat tidak masalah yang penting uang sertifikat itu dikembalikan,”kilahnya Parse saat di hubungi melalui telepon Cellulernya, Selasa (26/7/2022).
Namun saat ditanya berapa buku sertifikat yang tidak jadi, Ketut Parse mengatakan Kurang lebih sebanyak 28 buku, untuk Tiyuh Persiapan Sido Agung, Kecamatan Way Kenanga, Tulangbawang Barat. Sementara untuk satu buku sertifikat dikenakan Rp200.000,-.
“Hanya 28 buka yang tidak jadi, dan saya minta tempo tiga Minggu untuk mengembalikannya, karena bagi saya itu uangnya lumayan banyak. Maka saya minta waktu kepada masyarakat. Masyarakat juga mengerti. Tetapi yang jelas uang yang sudah masuk itu nantinya akan kita kembalikan kepada masyarakat sebesar 50 persen saja,”jelasnya.
Meskipun akan mengembalikan sebesar 50 persen kepada masyarakat, namun Ketut Parse menegaskan bahwa uang itu bukan berada didirinya saja tetapi ada di bendahara / Pokmas. Untuk itu, dirinya akan mengkonfirmasi terlebih dahulu.
“Ia, rencananya dikembalikan 50 persen, karena 50 persennya digunakan untuk pemberkasan baik membeli materai dan lainnya. Bila saya sendiri yang harus mengembalikannya tentu saya rugi to mas, sudah saya tidak dapat apa – apa, capek, bahkan saya tidak dibayar dan sebagainya, masak saya yang harus menggantinya semua,”kelitnya sembari mengatakan kalau masalah uang itu ada di pak Mudopir.
Sementara Bendahara Pokmas Mudopir membantah keras apa yang dituding oleh Sekertaris Tiyuh Ketut Parse bahwa uang Sertifikat PTSL itu masih berada ditangannya. Sebab, uang pengembalian sertifikat tersebut sudah di serahkan ke dia (Parse red) khusus di Tiyuh Persiapan Sido Agung.
“Uang itu sudah saya serahkan ke Pak Parse khusus Sido Agung. Sedangkan untuk Agung Jaya memang sudah saya kembalikan. Pada saat itu, sudah saya mintai agar dikembalikan namun yang bersangkutan mengatakan bahwa uangnya masih dipakai,”jelasnya.
Diakuinya, dalam pungutan sebesar Rp200 ribu / buka sertifikat tersebut tentunya diketahui aparat setempat karena pada saat itu ada kapolsek, BPN, PJ. Sido Agung Iskandar, PJ.Agung Jaya ada saya dan pak Parse.
“Ia,. Hasil musyawarah maka ditarik Rp200 ribu, namun sertifikat itu tidak semua jadi. Maka yang tidak jadi uangnya dikembalikan, kebetulan tugas saya mengembalikan uang untuk masyarakat Agung Jaya, dikarenakan uang yang saat itu dipakai Sekde (Carek) Parse maka saya minta dialah yang mengembalikan ke masyarakat, “jelasnya.
Terkesan untuk menutupi kesalahannya, Sekdes Sido Agung Parse malah baru sore tadi (Selasa Sore Red) menghubungi Pokmas dan mengatakan bahwa uang sertifikat sudah dikembalikan kemasyarakatan. Nampaknya untuk menutupi kesalahannya Sekdes Sido Agung Ketut Parse berbohong dengan mengatakan kepada pokmas(Mudopir) uang tersebut sudah di kembalikan ke masyarakat padahal belum di kembalikan.
“Loh, orang barusan tadi Pak Sekdes Parse nelpon saya bilangnya bahwa uang sertifikat yang gak jadi sudah di kembalikan ke masyarakat kemarin,”jelas Mudopir.
Bahkan Modopir heran kenapa dirinya yang malah dituding bila uang itu masih di dirinya. Kalau untuk Sido Agung uang itu memang sudah saya kembalikan, sudah lama sama Parse, tapi parse bilang ke saya bahwa uang itu di pake dia, dan itu udah berulang kali saya suruh kembalikan dan ternyata gak di kembalikan dia (Parse). Tapi kok malah saya yang dituduh,
“Dia pernah ngomong dengan saya bahwa uangnya dia pakai dan akan diganti setelah nyabut singkong. Saya malah bingung, orang dia nelpon saya tadi sore sudah di kembalikan, wah tidak benar ini,”tukasnya. (Tim)








Komentar