Tanggamus-Kepala Sekolah (Kepsek) SDN 1 Tanjung Heran Kecamatan Pugung Kabupaten Tanggamus, Buyung Kaurani,S.Pd diduga korupsi dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) selama bertahun-tahun, sejak awal dia menjabat kepala sekolah SD tersebut sejak tahun 2018 hingga tahun 2024 tahun lalu.
Modus Kepala Sekolah Buyung Kaurani dengan cara memungut dana tarikan dari orang tua siswa dengan dalih dana komite, dibuat bangunan sekolah seperti paving blok, gapura sekolah, mushola sekolah, membangun semua dengan cara dana tarikan komite sementara dana BOS sekolah tersebut di SPJ kan oleh kepala sekolah sehingga diduga penggunaan dana BOS untuk pembangunan tersebut fiktif.
Sementara menurut sumber yang minta identitasnya dirahasiakan belum lama ini mengatakan untuk pengelolaan dana BOS selama ini dikocok bekem oleh kepala sekolah, tampa melibatkan guru dan bendahara sekolah dengan tujuan untuk memperkaya diri karena dana BOS tersebut diduga dikorupsi oleh Kepala Sekolah.
Sumber lain juga seorang warga setempat yang minta dirahasiakan namanya mengatakan dalam mengelola dana BOS Kepala sekolah melakukan pungutan para orang tua siswa dengan dalih dana komite, tarikan pada wali siswa tersebut dilakukan tiap tahun sejak awal dia menjabat, namun seolah-olah pembangunan yang dilakukan bersumber dari dana BOS, karena realisasi hasil pungutan tersebut berbarengan dengan pencairan dana BOS.
Pungutan-pungutan tersebut juga dijelaskan oleh sumber sejak awal Buyung Kaurani menjabat kepala sekolah tersebut, seperti tarikan untuk pembuatan gapura, paving blok halaman sekolah, musholla sekolah rehab WC dan lain sebagainya semua narik dari wali murid dengan dalih dana komite.
Pernyataan sumber tersebut juga dibenarkan oleh sesepuh yang juga pernah menjadi kepala dusun diwilayah tersebut, jika pembangunan mushola sekolah, paving blok halaman sekolah, gapura, sumber sangat yakin itu membangunnya menggunakan uang dari pungutan wali murid.
“Seingat saya mushola sudah 2 tahun berdiri, itu tarikan Rp.25.000,. dari wali murid dari kelas 1 sampai kelas 6, karena kami diundang rapat disekolah, semua orang tua murid disini tahu semua, silahkan di tanya-tanya lingkungan sini,” kata sumber.
Selanjutnya Sumber menerangkan, setiap hari Jum’at anak-anak dipungut Rp1.000,. semua dari kelas 1 sampai kelas 6, Kepala Sekolah mengatakan untuk Jum’at berkah, itu buat bangun sekolah, dalam setahun bisa dua kali rapat karena diundang Buyung sebagai Kepala Sekolah.
“Bangun paving blok itukan bertahap, dua meter persegi dulu, pokoknya bertahap tidak sekaligus, termasuk dari sumbangan Jum’at berkah itu masuk pada pembangunan, gapura itu juga tidak sekaligus jadi, dibuat bertahap semua walimurid tahulah kan hasil rapat,” terangnya.
Dijelaskan juga oleh Sumber, yang pasang paving blok secara bertahap tersebut Aris yang juga sebagai komite sekolah, Aris juga sebagai tenaga kebersihan di sekolah.
Pagar yang terlihat didepan sekolah dipinggir jalan sekarang masih bambu, itu gotong-royong siswa-siswi yang membawa dari rumah masing-masing, tidak tahu berapa bilah jumlahnya karena itu sudah lupa.
“Kami orang tua ga tahu Bang, pokoknya apa yang dibahas dirapat, permintaan Kepala sekolah kami manut aja, yang kami tahu yang penting sekolahnya ada perubahan walaupun lama, padahal katanya gratis ya bang kalo sekolah negeri, ini kok ada bayaran untuk bangun sekolah?,” keluh Sumber selaku orang tua.
Penjelasan keluhan Sumber tersebut juga didengar Sesepuh atau tokoh warga setempat, tokoh masyarakat tersebut juga berharap agar Kepsek tersebut dilaporkan ke Aparat berwenang supaya diperiksa dan beri sangsi tegas agar tidak seenaknya mungut-mungut dana dari murid untuk bangun sekolah.
Kepala Sekolah SDN 1 Tanjung Heran Buyung Kaurani saat dikonfirmasi media ini beberapa waktu yang lalu diruangan kantor sekolahnya mengatakan soal penarikan dari wali siswa tersebut tidak benar karena semua pembangunan baik paving blok halaman sekolah, mushola, merk sekolah bahkan pagar bambu sekolah semua pembangunannya menggunakan dana BOS sekolah.
Bahkan Buyung Kaurani mengatakan sejak awal dia menjabat kepala sekolah dia banyak melakukan pembenahan sekolah, bahkan gapura depan sekolah itu pembangunan kepala sekolah yang lama masih dasarnya, namun menyelesaikan pembangunan gapura tersebut hingga selesai sudah dijaman dia menjabat kepala sekolah.
Secara meyakinkan Buyung Kaurani menyatakan tidak ada penarikan dana dari wali siswa, bahkan dirinya menunjukkan fhoto-fhoto pembangunan sekolah yang dilaksanakannya sebagai arsip sekolah.
“Bisa dilihat laporan kegiatan kami semua saya arsipkan secara rapi kata Buyung Kaurani seraya menunjukkan fhoto-fhoto kegiatan pembangunan yang diarsipkan secara rapi, lihat fhoto semua kegiatan ini,” kata Buyung.(Sahirun).








Komentar